Senin, 22 November 2010

BAB III METODELOGI

BAB III
METODELOGI

DATA DAN PENGUMPULAN DATA
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Statistik Perbankan Indonesia. Penulis menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan bank melalui situs resmi Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id. Karena penulis menggunakan data yang telah diolah, yaitu rasio-rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA) yang diraih oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) pada periode 2001-2006.

VARIABEL
                  Variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA) yang diraih oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) pada periode 2001-2006.                    

MODEL PENELITIAN
·         Analisis Deskriptif
                  Tabel Analisis Deskriptif Bank Pemerintah
               Descriptive Statistics

N
Minimum
Maximum
Mean
CAR
NIM
ROE
ROA
Valid N (listwise)
6
6
6
6
6
18,21
3,35
13,75
,99
21,71
6,23
22,95
3,46
20,1083
4,9100
18,1415
2,3133



Tabel Analisis Deskriptif BUSN Devisa
Descriptive Statistics

N
Minimum
Maximum
Mean
CAR
NIM
ROE
ROA
Valid N (listwise)

6
6
6
6
6

16,92
3,21
9,09
,98

24,67
5,67
24,00
3,09


20,2433
4,6700
16,7293
1,9967

Table Analisis Deskriptif BUSN Non Devisa
Descriptive Statistics

N
Minimum
Maximum
Mean
CAR
NIM
ROE
ROA
Valid N (listwise)

6
6
6
6
6

14,99
5,33
7,66
,95

20,57
8,52
18,26
2,79


17,2317
6,5483
13,3043
1,8200


·         Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov Smirnov
Tabel Analisis Korelasi antara CAR, NIM, ROE dan ROA
Correlations

CAR
NIM
ROE
ROA
CAR     Pearsons Correlations
             Sig. (2-tailed)
             N
1
-
18
-5,75*
,013
18
-,194
,440
18
-0,33
,898
18
NIM     Pearsons Correlations
             Sig. (2-tailed)
             N
-5,75*
,013
18
1
-
18
,127
,616
18
,377
,123
18
ROE     Pearsons Correlations
             Sig. (2-tailed)
             N
-,194
,440
18
,127
,616
18
1
-
18
,698**
,001
18
ROA     Pearsons Correlations
             Sig. (2-tailed)
             N
-0,333
,898
18
,377
,123
18
,698**
,001
18
1
-
18
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

·         Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta
Tabel Anova antara CAR, NIM, ROE dan ROA
Anova

Sum of Squares

df
Mean Square

F

Sig.
CAR   Between Groups
           Within Groups
           Total
34,727
71,207
105,934
2
15
17
17,364
4,747
3,658
,051
NIM   Between Groups
           Within Groups
           Total
12,540
19,521
32,061
2
15
17
6,270
1,301
4,818
,024
ROE   Between Groups
           Within Groups
           Total
74,245
316,013
390,258
2
15
17
37,122
21,068
1,762
,205
ROA  Between Groups
           Within Groups
           Total
,750
9,000
9,750
2
15
17
,375
,600
,625
,549

                 


BAB II LANDASAN TEORI

BAB II
LANDASAN TEORI


TEORI DASAR
Pengertian Bank dan Kinerja
                 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pasal 1). Pendapat lain mengenai pengertian bank yaitu Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pasal 1) (Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998).
                 Kinerja atau prestasi kerja berasal dari pengertian performance. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. (Armstrong dan Baron, 1998 : 15).
                 Blumberg dan Pringle mengemukakan teori bahwa kinerja merupakan fungsi perkalian dari kemampuan, motivasi dan opportunity to perform (kesempatan untuk berpartisipasi).

Kinerja Keuangan Bank
      Kinerja keuangan perbankan dapat dikatakan sebagai suatu alat ukur terhadap prestasi manajemen dalam menjalankan perusahannya. Dari kinerja keuangan inilah manajemen dapat mengetahui masalah-masalah keuangan yang timbul sehingga dapat menghasilkan solusi atas masalah tersebut.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 1996), kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran deviden, upah, pergerakan hargasekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya keyika jatuh tempo.
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemempuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.

Pengukur Kinerja Keuangan Bank
Rasio keuangan sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu bank. Menurut Drs. Slamet Riyadi (2006:150), rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam persentase atau kali.
Kinerja suatu bank dapat dilihat melalui rasio-rasio keuangan yang diraih oleh suatu bank, rasio keuangan yang digunakan dalam penulisan ini adalah:
1.   Capital Adequacy Ratio (CAR)
2.   Net Interest Margin (NIM)
3.   Return On Equity (ROE)
4.   Return On Assets (ROA)

Capital Adequacy Ratio (CAR)
                  Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank (Almilia dan Herdiningtyas.2005).
  Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMK) dan sesuai ketentuan pemerintah CAR tahun 1999 minimal harus 8% (Kasmir.2002).
                  CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
                                           Modal Bank  
CAR    =                                                                                        X 100%
                              Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
      

Net Interest Margin (NIM)
                  Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih (Almilia dan Herdiningtyas. 2005). Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga (Almilia dan Herdiningtyas. 2005).
                  Semaki besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdiningtyas. 2005).
                  NIM suatu bank dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
                                  Pendapatan Bunga Bersih
            NIM     =                                                        x 100%
                                      Aktiva Produktif

Return On Equity (ROE)         
                  Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak (Almilia dan Herdiningtyas. 2005). Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional setelah dikurangi pajak.
                  Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdiningtyas. 2005).
                  ROE suatu bank dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
                                     Laba Setelah Pajak
          ROE   =                                                               x 100%
                                   Rata - Rata Modal Inti

 Return On Assets (ROA)
                  Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas. 2005). Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak (Almilia dan Herdiningtyas. 2005). Sedangkan rata-rata total asset adalah rata-rata volume usaha atau aktiva (Almilia dan Herdiningtyas. 2005).
                  Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdiningtyas. 2005).
                  ROA suatu bank dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
                                        Laba Sebelum Pajak
                 ROA  =                                                          x 100%
                                         Rata – Rata Total Asset
                 
 VARIABEL
                  Variabel - variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA) yang diraih oleh Bank Pemerintah dan Bank Swasta (BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa) pada periode 2001-2006.

PENELITIAN TERDAHULU
(1)   Jurnal yang berjudul ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Swasta Nasional dan Bank Swasta Asing di Indonesia periode 2003-2007”,yang ditulis oleh Tantri Ika Nurhayati (2008). Dalam penulisan jurnal tersebut, penulis menemukan kesimpulan yang berhubungan dengan penulisan jurnal ini, yaitu Dengan menggunakan analisis deskriptif Case Summaries, diperoleh bahwa kondisi bank swasta nasional dan bank swasta asing tidak memiliki perbedaan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Namun dari prosentase yang dimiliki oleh bank swasta nasional masih memimpin dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dibandingkan dengan bank swasta asing.
(2)   Jurnal yang berjudul ” Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR) Net Interest Margin (NIM) Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA) (studi kasusu periode 2001-2006)”, yang ditulis oleh Agustinus Purwoko (2009). Dalam penulisan jurnal tersebut, penulis menemukan kesimpulan yang berhubungan dengan penulisan jurnal ini, yaitu tidak ada perbedaan antara rentabilitas dan solvabilitas antara Bank Pemerintah dan Bank Swasta.
(3)   Jurnal yang berjudul ” Analisis Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional”,yang ditulis oleh Widya Yani (2009). Dalam penulisan jurnal tersebut, penulis menemukan kesimpulan yang berhubungan dengan penulisan jurnal ini, yaitu Hasil analisis perbedaan kinerja keuangan bank dengan independent sample-test, di dapat hanya rasio BOPO dan NIM terdapat perbedaan yang signifikan pada bank pemerintah dan bank umum swasta nasional sedangkan antara NPL, CAR, LDR dan ROA bank pemerintah dan bank umum swasta nasional tidak ada perbedaan yang signifikan.

HIPOTESIS
 Analisis Korelasi
Analisis korelasi merupakan alat yang dipakai untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel (Kustituanto dan Badrudin. 1994). Arah hubungan yang akan diuji dengan analisis korelasi dapat dikategorikan menurut tiga pola arah hubungan sebagai berikut:
1.                  Hubungan positif atau hubungan yang berpola searah.
2.                  Hubungan negatif atau hubungan yang berpola kebalikan arah.
3.                  Tidak ada pola arah hubungan.
Koefisien korelasi adalah besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi (Budi. 2006). Arah hubungan korelasi ditunjukkan oleh tanda (+) atau (-) di depan angka koefisien korelasi yang dilambangkan dengan r. Jadi, apabila r = -0,88 maka dapat diketahui bahwa hubungan antara X dan Y adalah hubungan negatif atau hubungan yang berpola kebalikan arah.
Untuk analisis korelasi, penulis mengambil hipotesis secara umum sebagai berikut :
      Ho   :   Tidak ada hubungan di antara variabel-variabel yang digunakan.
      Ha   :   Ada hubungan di antara variabel-variabel yang digunakan
      Cara pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
      1.  Ho diterima jika probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
      2.  Ho ditolak jika probabilitasnya lebih kecil dari 0,05.

    One-Way Anova
                  One-Way Anova merupakan pengujian untuk mengetahui perbedaan nyata rata-rata anta varian dari tiga kelompok sampel atau lebih akibat adanya satu faktor perlakuan (Budi. 2006). Namun sebelum melakukan uji perbedaan rata-rata, terlebih dahulu harus dipenuhi persyaratan asumsi uji Anova, yaitu homogenitas (mempunyai varian sama) dengan perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
      Ho   :   varian populasi sama.
      Ha   :   varian populasi tidak sama.
      Cara pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
1.      Jika probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima.
2.      Jika probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.
Setelah asumsi homogenitas telah terpenuhi, selanjutnya dilakukan uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan One-Way Anova dengan perumusan  hipotesisnya sebagai berikut :
Ho   :   rata-rata populasi sama.
Ha   :   rata-rata populasi tidak sama.
Cara pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
1.      Jika probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima.
2.      Jika probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.