Selasa, 26 April 2011

BAHASA INDONESIA (TULISAN) ABSTRAK

Nama               :           Amelia Indah Sari
NPM               :           11208498
Kelas               :           3EA10
Tugas               :           Softskill Bahasa Indonesia 2


BAHASA INDONESIA (TULISAN)

ABSTRAK

1         LATAR BELAKANG
Menurut American National Standards Institute (1979), definisi abstrak adalah representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan
2        MASALAH
1.      Konsep utama abstrak?
2.      Tujuan/fungsi abstrak?
3.      Isi abstrak?
4.      Tipe abstrak?
5.      Kualitas abstrak yang baik?
6.      Langkah untuk menulis abstrak yang efektif?
7.      Tips abstrak?
8.      Contoh abstrak?

3        PEMBAHASAN
1.      Dua konsep utama dalam membuat abstrak:
1        Conciseness
2        Significance
2.      Fungsi/Tujuan abstrak yaitu :
1.      Current awareness: memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi terbaru tentang suatu bidang yang diminati, tanpa harus membaca seluruh isi dokumen
2.      Menghemat waktu pembaca /
3.      Melanjutkan membaca atau tidak ?
4.      Menghindari terjadi duplikasi tulisan
5.      Keyword : memudahkan dalam penyimpanan secara elektronis
3.      Isi dari Abstrak:
·         Tujuan (Purpose)
o   Apa alasan penulis ?
o   Apa ide utama (main idea) dari penulis ?
·         Cakupan (Scope)
o   Apa yang menjadi fokus penulis ?
o   Dimana yang menjadi konsentrasi dari penulis ?
·         Metode (Method)
o   Jenis-jenis temuan yang ditampilkan penulis ?
o   Bagaimana penulis meyakinkan pembaca tentang validitas dari ide utamanya ?
·         Hasil (result)
o   Apa konsekuensi dari permasalahan atau isu yang didiskusikan penulis ?
·         Rekomendasi (recommendations)
o   Apa solusi yg ditawarkan penulis ?
o   Apakah penulis merekomendasikan perubahan atau aksi tertentu ?
·         Kesimpulan (conclusions)
o   Apakah penulis menggambarkan hubungan “cause & effect” ?
o   Apa kesimpulan yang dibuat oleh penulis dari studi yang dilakukannya ?

4.      Tipe abstrak :
1        Descriptive Abstract
1.      Berisi informasi yang terdapat pada tulisan
2.      Berisikan tujuan, metode, dan cakupan dari tulisan
3.      Tidak mencakup hasil, kesimpulan dan rekomendasi
4.      Biasanya sangat pendek
5.      Memperkenalkan kepada pembaca tentang subjek dari tulisan
2        Informative abstract:
1.      merupakan substitusi dari dokumen
2.      Berisi spesifik informasi dari tulisan
3.      versi miniature dari dokumen yang mencakup tujuan, metode, cakupan, hasil, kesimpulan dan rekomendasi dari tulisan
4.      Pendek, biasanya 10 % dari panjang tulisan
5.      Biasanya digunakan dalam laporan penelitian
3        Abstrak
Merupakan overview dari seluruh essay/laporan/tulisan
4        Pendahuluan (Introduction)
Merupakan gambaran umum dari permasalahan, alasan dan latar belakang kenapa permasalahan yang akan dikembangkan tersebut penting.
5.      Kualitaas yang baik pada abstrak :
·         Menggunakan satu atau beberapa paragrap yang baik, merupakan satu kesatuan (unified), koheren, concise dan dapat berdiri sendiri (able to stand alone)
·         Mengikuti kronologis dari tulisan
·         Adanya transisi secara logika diantara informasi yang diberikan
·         Tidak menambahkan informasi baru, hanya meringkas laporan/tulisan
·         Dapat dimengerti oleh banyak pembaca
6.      Langkah untuk menulis abstrak yang efektif :
1.      Baca ulang artikel, paper atau laporan
·         Lihat secara spesifik bagian-bagian utama dari tulisan:tujuan, metode, cakupan, hasil, kesimpulan, dan rekomendasi
·         Gunakan heading, outline dan daftar isi sebagai bantuan untuk menulis abstrak
·         Jika menulis abstrak dari tulisan orang lain, bagian pendahuluan dan kesimpulan merupakan tempat yang baik untuk memulai. Biasanya mencakup apa yang ditekankan (main idea) dari tulisan tsb.
2.      Tulis Draft Kasar, tanpa melihat tulisan lagi
·         Jangan hanya mengkopi kalimat kunci dari tulisan: Anda akan mendapatkan informasi yang terlalu banyak atau informasi yang terlalu sedikit.
·         Buat ringkasan informasi dengan bahasa sendiri
3.      Revisi Draft Kasar tersebut dengan:
·         Membetulkan kesalahan strukturnya
·         Tingkatkan transisi dari point satu ke point lainnya
·         Buang informasi yang tidak berguna
·         Tambahkan informasi yang tertinggal
·         Hilangkan kata-kata yang tidak perlu
·         Betulkan kesalahan ejaan, grammar, dsb.
4.      Cetak dan baca lagi
7.      Tips abstrak:
·         Buat supaya pekerjaan Anda terkesan menarik
·         Hindari bahasa yang panjang dan kompleks
·         Hindari penggunaan jargon (hyperbolis)
·         Tetapkan batasan kata dalam setiap kalimat
·         Pastikan bahwa abstrak sudah mencakup seluruh point penting dalam tulisan
·         Abstrak pendek (100-300 kata) untuk artikel dan paper biasanya dalam satu paragraph sedangkan abstrak yang lebih panjang, untuk tesis dan laporan bisa dalam beberapa paragrap
8.      Contoh abstrak:
CONTOH ABSTRAK ARTIKEL ILMIAH

Mamudji, Sri. “Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan.” Majalah Hukum Dan Pembangunan 3 (Juli-September 2004): 194-209.
Berawal dari ketidakpuasan akan proses pengadilan yang memakan waktu relatiF lama, biaya yang mahal, dan rasa ketidakpuasan pihak yang merasa sebagai pihak yang “kalah”, dikembangkan mediasi sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Selain itu, pengembangan mediasi juga didukung oleh berbagai faktor yaitu, (1) cara penyelesaiannya dikenal di berbagai budaya, (2) bersifat non adversial, (3) mengikutsertakan baik pihak yang langsung berkaitan maupun pihak yang tidak langsung berkaitan dengan sengketa dalam perundingan, (4) bertujuan win-win solution. Mediasi adalah negosiasi lanjutan, yaitu perundingan yang dibantu oleh pihak ketiga netral yang keberadaannya dipilih oleh para pihak. Mediator tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan. Di dalam melakukan perundingan dikenal dua teknik yaitu perundingan yang bertumpu pada posisi dan perundingan yang bertumpu pada kepentingan. Keberhasilan mediasi ditentukan oleh kecakapan mediator, oleh karena itu mediator harus menguasi berbagai keterampilan dan teknik. Agar dapat membantu para pihak menyelesaikan sengketa dan dapat menawarkan alternatif penyelesaian, mediator harus dapat memetakan apa yang menjadi penyebab konflik. Hal ini dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap sikap, persepsi, pola interaksi, dan komunikasi yang ditunjukkan para pihak dalam perundingan. Menurut Moore, ada tiga tipe mediator, yaitu, (1) mediator jaringan sosial (social network mediator), (2) mediator otoritatif (authoritative mediator), (3) mediator mandiri (independent mediator). Di Indonesia, penyelesaian sengketa melalui mediasi dikenal tidak hanya dalam masyarakat tradisional tetapi telah diatur dalam berbagai undang-undang, misalnya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-undang tentang Kehutanan,  Undang-undang tentang Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-undang tentang Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Untuk mediasi di pengadilan, Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan MA tentang Prosedur Mediasi Si Pengadilan.

CONTOH ABSTRAK LAPORAN PENELITIAN/ SKRIPSI/ TESIS/DISERTASI
Pattinama, Tisha Sophy. “ Fungsi Akta Perdamaian Yang Dibuat Oleh Notaris Sebagai Pejabat Umum (Dalam Penyelesaian Perselisihan Jual Beli Telpon Umum Tunggu).” Tesis, Magister, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006, vii + 66 halaman. Biliografi 30 (1980-2006).
Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan data sekunder sebagai sumber datanya. Yang menjadi permasalahan adalah mengapa perjanjian damai yang dibuat notaris merupakan alternatif penyelesaian perselisihan jual beli telpon umum tunggu, dan bagaimana kekuatan hukum akta perjanjian perdamaian terhadap para pihal yang berselisih? Perselisihan jual beli dapat diselesaikan melalui dua cara yaitu melaui pengadilan dan di luar pengadilan. Proses penyelesaian di pengadilan membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit sehingga proses penyelesaian tidak efektif. Hal ini berbeda dengan penyelesaian di luar pengadilan yang dilakukan secara damai dan sukarela. Dalam penyelesaian segketa jual beli telpon umum tunggu antara PT AC dan PT BS kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan secara damai dan sukarela. Sebagai hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyelesaian perselisihan dengan cara musyawarah dan mufakat adalah cara yang paling efektif sehingga perjanjian perdamaian yang dibuat oleh notaris menjadi alternatif penyelesaian perselisihan antara PT AC dan PT BS. Akta perdamaian yang dibuat oleh notaris dianggap sebagai akta yang otentik mempunyai kekuatan pembuktian lahiriah, formal dan material, sehingga  mempunyai kekuatan mengikat sama dengan putusan hakim pada tingkat akhir.

CONTOH ABSTRAK PERATURAN

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN LN NO. 55 TAHUN 1974 TLN NO. 3041.

ABSTRAK:    
·         Untuk mewujudkan Pegawai Negeri yang bermental baik, berwibawa, berdaya-guna, bersih, bernutu tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tugas   pemerintahan dan pembangunan perlu adanya suatu undang-undang sebagai landasan pelak-sanaan pembinaan Pegawai Negeri.

·         Dasar hukum undang-undang ini adalah  Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945.


·         Undang-undang ini mengatur tentang pengertian, ketentuan umum, pembinaan Pegawai Negeri Sipil kewajiban, hak, dan pejabat negara, Pembinaan Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indo-nesia, dan ketentuan peralihan. 

CATATAN :     
·         Undang-undang ini dirubah dengan 

·         Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

4        DAFTAR PUSTAKA


BAHASA INDONESIA (TUGAS) RESENSI


Nama               :           Amelia Indah Sari
NPM               :           11208498
Kelas               :           3EA10
Tugas               :           Softskill Bahasa Indonesia 2


BAHASA INDONESIA (TUGAS)

RESENSI

1         LATAR BELAKANG
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Seorang penulis pertimbangan buku bertolak dari tujuan untuk membantu para pembaca dalam menentukan perlu-tidaknya suatu hasil karya seni. Bila pertimbangan yang diberikan itu tetap memperhatika titik-tolak tadi, maka penulis secara terus-menerus akan berusaha menyesuaikan pertimbangannya dengan selera pembaca. Dalam artian yang lebih luas, resensi itu dibuat juga untuk memberikan pertimbangan terhadap karya-karya seni lainya, seperti drama, film, sebuah pementasan, dan sebagainya.

2        MASALAH
1.      Dasar resensi?
2.      Sasaran-sasaran resensi?
3.      Nilai buku?
4.      Contoh resensi?

3        PEMBAHASAN
·         Dasar Resensi
Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua, ia harus menyadari apa maksudnya membuat resensi itu.
Dari kata pengantar atau dari pendahuluan dapat diketahui tujuan pengarang buku. Dengan menilai kaitan antara tujuan sebagaimana ditulis dalam kata pengantar atau pendahuluan serta realisasinya dalam seluruh karangan itu, penulis resensi akan mempunyai bahan yang cukup kuat untuk dapat menyampaikan sesuatu kepada para pembaca.
Penulis resensi harus memperhatikan kewajiban mana yanga harus dipenuhinya, yaitu kewajiban terhadap para pembaca, dan bagaimana penilaianya terhadap buku itu.
·         Sasaran-Sasaran Resensi
Penulis harus menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai untuk membuat suatu resensi yang baik. Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya adalah:
a. Latar Belakang
Penulis dapat mengemukakan tema dari karangan itu. Apa yang sebenarnya ingi disampaikan pengarang dari bukunya itu. Hal ini dapat dilengkapi dengan deskripsi buku itu. Penulis menyampaikan ikhtisar atau ringkasan buku itu, sehingga pembaca akan memperoleh gambaran mengenai isi buku itu. Semua hal mengenai latar belakang buku itu yang kiranya perlu diketahui pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mengetahui sedikit mengenai buku itu.
b. Macam atau Jenis Buku
Penulis harus menunjukan kepada pembaca buku yang baru diterbitkan itu termasuk dalam golongan buku yang mana. Penulis harus mengklasifikasikan mengenai buku itu. Dengan memasukan ke dalam kelas buku tertentu, maka dengan mudah penulis dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan buku-buku lain yang termasuk dalam kelompok yang sama itu. Perbandingan mengenai buku itu, akan membuat para pembaca tertarik dan ingin membaca isi buku tersebut.
c. Keunggulan Buku
Faktor kedua yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Buku-buku yang sama jenisnya bisa menunjukan perbedaan yang sangat besar, baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penetapan pokok yang khusus. Buku-buku yang non fiktif sangat berbeda satu sama lain, itulah yang menyebabkan perbedaan nilai dan keunggulan yang dimilikinya.
Keunggulan buku dapat dilihat dari kerangka buku itu. Hubungan bagian yang satu dengan yang lain terjalin secara harmonis, jelas, dan memperhatikan perkembangan yang masuk akal atau tidak.
Bagian terdahulu menjadi sebab atau dasar bagi bagian yang menyusul. Bahasa merupakan unsur penting dalam masalah keunggulan buku. Bahasa yang baik dinilai dari struktur kalimatnya, hubungan antar kalimat, serta pilihan kata yang dipergunakan. Semuanya akan menciptakan pula gaya bahasa yang dipakai. Tidak ada dua buku (buku fiktif atau non fiktif) yang sama gaya bahasanya. Penulis resensi dapat mengemukakan mengenai masalah teknis. Sebuah buku yang baik harus pula ditampilkan dengan wajah yang baik. Baik dalam artian yang menyangkut   layout, kebersihan terutama pencetakannya. Kesalahan dalam pencetakan akan mengganggu para pembaca, untuk itu perlu diberi catatan mengenai kesalahan-kesalahan pencetakan.
Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukan keunggulan buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan member kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukan pertalian kompak antara bagian-bagiannya. Menilai sebuah buku berarti member saran kepada pembaca untuk menolak atau menerima kehadiran buku itu.
·         Nilai Buku
Nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainya. Ada banyak vareasi dasar bagi resensi dengan menggunakan sasaran penilaian, yakni organisasi, isi, bahasa, dan teknik. Seorang penulis resensi, pengarang harus tetap mengingat tujuan, mengemukakan pendapat-pendapatnya dengan jelas, secara khusus dan selektif.
·         Contoh Resensi
Mohamad Hatta di Balik Kemerdekaan
Judul : Untuk Negeriku (Autobiografi Mohammad Hatta)
Penulis : Mohammad Hatta
Penerbit : Penerbit Buku kompas
Terbit : I, Januari 2011
Harga : Rp.125.000.

            Pemikiran ekonomi maupun politik Mohammad Hatta telah ikut menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Jika itu semua berasal dari sebuah situasi mental dan kultural tertentu, maka buku inilah yang dapat menggambarkan bagaimana pemikiran itu terbentuk.
             Dari buku yang merupakan autobiografi Mohammad Hatta ini, pembaca dapat melihat bahwa karakter Hatta ternyata tidak lepas dari latar belakang budaya, keluarga, pendidikan, dan pengalaman politiknya.
Latar pendidikan Hatta yang bercorak Barat, latar belakang budaya yang Islami dan menghargai pendidikan, telah membantu Hatta yang selalu ingin kritis terhadap apa yang dilihatnya. Jika memang hal itu memerlukan perbaaikan, maka itulah yang harus dilakukan tanpa kompromi.
             Untuk Negeriku dibagi menjadi tiga buah judul buku yakni Buktitinggi-Rotterdam Lewat Betawi, Berjuang dan Dibuang, serta Menuju Gerbang Kemerdekaan. Masing-masing buku menandai perioode dalam kehidupan Hatta.
Buktitinggi-Rotteredam Lewat Betawi (buku 1) mengisahkan masa kecil Hatta di Padang. Dalam buku ini Hatta juga menceritakan pengalamannya ketika melanjutkan pendidikannya di Batavia, serta bagaimana ia mulai memasuki dunia pergerakan mahasiswa di Belanda.
Buku kedua, Berjuang dan Dibuang (buku 2), berisi kisah Hatta ketika ia sudah kembali ke Indonesia. Di sinilah Hatta menghadapi berbagai rintangan dalam perjuangan menuju kemerdekaan. Pada periode waktu inilah ia bertemu dengan Soekarno.
          Sedangkan dalam buku Menuju Gerbang Kemerdekaan (buku 3), Hatta mengisahkan berbagai peristiwa yang mewarnai saat-saat menjelang kemerdekaan Republik Indonesia. Di sini pembaca dapat melihat bagaimana para pendiri bangsa berada dalam situasi yang tidak mudah membuat pernyataan kemerdekaan. Perbedaan pendapat antara Syahrir, Hatta dan Soekarno adalah penyebabnya.
           Sebagai sebuah autobiografi seseorang yang ikut membidani kelahiran sebuah bangsa yang merdeka, buku ini menjadi sebuah sumber sejarah yang sangat penting. Sejumlah peristiwa yang sebelumnya menjadi kontroversi, akan memperoleh perspektif lain.
Sebut saja peritiwa penculikan Soekarno yang dilakukan sekelompok pemuda. Apakah benar hal itu dipicu oleh keengganan Soekarno dan Hatta untuk menunda-nunda kemerdekaan? Jawabanya, Soekarno dan Hatta justru memiliki alasan yang rasional. Mereka ingin proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh panitia yang sudah dibentuk yakni Panitia Persiapan Kemerdekaan Indoenesia.
         Kala itu Soekarno merasa tidak memiliki hak untuk mengatasnamakan rakyat Indonesia. Tindakan yang ia lakukan harus dengan persetujuan panitia yang diketuainya sendiri. Inilah yang menyulut kenekatan para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Regasdengklok.
          Dari buku ini kita dapat melihat bagaimana Hatta dan orang-orang yang terlibat dalam usaha kemerdekaan Indonesia, adalah orang-orang yang berjuang tanpa pamrih. Apa yang mereka lakukan adalah untuk mengakhiri penindasan yang dilakukan oleh kaum imperialis. Tidak sedikit pun terbesit keinginan untuk menduduki jabatan tertentu. Inilah yang harus dijadikan contoh oleh para calon pemimpin bangsa sekarang ini.
4        DAFTAR PUSTAKA

Minggu, 17 April 2011

Komp. Lembaga Keuangan Perbankan

Nama               :           Amelia Indah Sari
NPM               :           11208498
Kelas               :           3EA10
Tugas               :           Komp. Lembaga Keuangan Perbankan
Materi              :           Portofolio Perbankan


       BAB I
PENDAHULUAN

portofolio adalah kumpulan investasi yang diselenggarakan oleh lembaga atau individu. Dalam membangun sebuah portofolio investasi lembaga keuangan biasanya akan melakukan analisis investasi sendiri, sedangkan individu swasta mungkin memanfaatkan jasa seorang penasihat keuangan atau lembaga keuangan yang menawarkan jasa manajemen portofolio.
Portofolio melibatkan manajemen memutuskan apa aset untuk memasukkan dalam portofolio, mengingat tujuan dan toleransi risiko pemilik portofolio. Seleksi melibatkan memutuskan dimana aset untuk memperoleh / divestasi, berapa banyak untuk mendapatkan / divestasi, dan ketika untuk memperoleh / melepaskan mereka. Keputusan-keputusan ini selalu melibatkan beberapa jenis pengukuran kinerja, paling biasanya hasil yang diharapkan dari portofolio, dan risiko yang terkait dengan pengembalian ini (misalnya, standar deviasi yang diharapkan dari keuntungan yang diharapkan). Namun, karena ketidakpastian yang hampir lengkap nilai-nilai masa depan, pengukuran kinerja ini sering dilakukan secara kualitatif kasual, bukan secara kuantitatif yang tepat (yang akan memberikan rasa palsu presisi). Biasanya hasil yang diharapkan dari portofolio aset yang berbeda bundel dibandingkan.
Banyak strategi telah dikembangkan untuk membentuk sebuah portofolio; di antaranya:

     * sama-rata portofolio
     * kapitalisasi tertimbang portofolio
     * harga tertimbang portofolio
     * optimal portofolio (yang Return Risiko-Disesuaikan tertinggi)

Beberapa model keuangan yang digunakan dalam proses penilaian, pemilihan saham, dan manajemen portofolio meliputi:

     * Memaksimalkan kembali, mengingat tingkat risiko yang dapat diterima
     * teori portofolio modern-model yang diusulkan oleh Harry Markowitz antara lain
     * Model indeks tunggal varians portofolio
     * Modal model penentuan harga aset
     * Arbitrage harga teori
     * Indeks Jensen
     * Indeks Treynor
     * The Sharpe Diagonal (atau Indeks) model
     * Nilai pada model risiko


BAB II
ISI

Atun (Tabungan, 10%, Harian)
Tanggal
Keterangan
Jumlah
02/03
Setoran tunai
Rp 10.000.000,-
05/03
Pinbuk debit giro Joko
Rp   3.000.000,-
08/03
Pinbuk kredit tabungan Toni
Rp   5.000.000,-
11/03
Pinbuk kredit cek Tuti (Bank Karman)
Rp 10.000.000,-
22/03
Pinbuk debit deposito Jeki
Rp   5.000.000,-

BANK SITI
BANK KARMAN
Cek Tn A      Rp    5.000.000,-
Cek Tn X              Rp   4.000.000,-
Cek Tn B      Rp    3.000.000,-
Cek Ny Y              Rp   6.000.000,-
Cek Nn C      Rp    5.000.000,-
Cek Nn Z              Rp 10.000.000,-
B/G PT D     Rp 10.000.000,-
B/G PT K              Rp 13.000.000,-
B/G PT F      Rp   5.000.000,-



Nota kredit Rp 10.000.000,-
Nota kredit         Rp 15.000.000,-

TOLAK
Cek Tn A
Cek Tn X
B/G PT D
B/G Nn Z

Keterangan :
BANK SITI tanggal 01/03 :
1.      Tabungan         = Rp 25.000.000,-        R/K pada BI    =  11%
2.      Giro                 = Rp 20.000.000,-        Kas                 =  10%
3.      Deposito          = Rp 30.000.000,-        LDR                =  80%
                                                             KUK               =  20%

Ditanya :
1.      Portofolio tanggal 01/04 ?
2.      Bunga tabungan 10% ?
3.      Bunga giro 8% ?
4.      Bunga deposito 12% ?

REKAP SALDO 
2 Maret 2011                                      Kas                                           Rp 10.000.000
                                                                        Tabungan Atun                          Rp 10.000.000
5 Maret 2011                                      Tabungan       Atun                    Rp  7.000.000
                                                                        Giro Joko                                 Rp  7.000.0000
8 Maret 2011                                      Tabungan Toni                        Rp 12.000.000
                                                                        Tabungan Atun                         Rp 12.000.000
11 Maret 2011                        R/K pada BI                             Rp  22.000.000
                                                                        Tabungan Atun                         Rp 22.000.000
22 Maret 2011                        Tabungan Atun                          Rp 17.000.000
                                                                        Deposito Jeki                           Rp 17.000.000
Keterangan :
Giro Joko bertambah              = Rp 5.000.000,-
Tabungan Toni berkurang       =  Rp 5.000.000,-
Deposito Jeki bertambah        =  Rp 5.000.000,-

MENGHITUNG BUNGA :
5/3                  10% x 5-2 x Rp 10.000.000                  =          Rp 8.219,18
                                                      365
8/3                  10% x 8-5 x Rp 7.000.000                    =          Rp 5.753,42
                                                      365
11/3                10% x 11-8 x Rp 12.000.000                =          Rp 9.863
                                                      365
22/3                10% x 22-11 x Rp 22.000.000              =          Rp 66.301,37
                                                      365
31/3                10% x 31-22 +1 x Rp 10.000.000         =          Rp 46.575, 34
                                                      365
 

                        Total saldo harian                               =          Rp 136.712,3
 






Bunga Dana Pihak Ketiga
Keterangan
Tabungan        10% x 31-1 +1 x Rp 20.000.000           =          Rp 169,863
                                                      365
Giro                 10% x 31-1 +1 x Rp 23.000.000           =          Rp 156,247
                                                      365
Deposito          10% x 31-1 +1 x Rp 35.000.000           =          Rp 356.712,32
                                                      365
  Hasil Kriling
Bank Siti                                              Bank Karman
-5.000.000                                           + 5.000.000
-3.000.000                                           + 3.000.000
-4.000.000                                           + 4.000.000
-10.000.000                                         + 10.000.000
-5.000.000                                           + 5.000.000
-10.000.000                                         -10.000.000 
+ 4.000.000                                         -4.000.000
+6.000.000                                          -6.000.000
+10.000.000                                        -10.000.000
+13.000.000                                        -13.000.000
-15.000.000                                         +15.000.000
2.000.000                                            - 2.000.000
Menang Kliring           ;           Kalah Kliring



Neraca Bank Siti 1 April 2011
                        Aktiva                                                                         Passiva
Kas                               Rp  9.581.956,16                     Giro                
R/K pada BI                 Rp 12.540.151,78                    Deposito                      Rp 95.819.561,62
Loan  :  Komersial       Rp 75.655.949,3                      Tabungan
            KUK                  Rp 19.163.912,32                    Capital                         Rp 9.581.956,16
                                                                                    Liabitilities                  Rp 10.540.151,82
Total Aktiva                 Rp 115.941.669,6                    Total Passiva               Rp 115.941.669,6












BAB III
PENUTUP

            Transaksi kliring yang terjadi antar satu Bank dengan Bank lain mengakibatkan Bank harus memiliki cadangan minimum pada Bank Indonesia sebagai pendanaan dari transaksi kliring yang dilakukan oleh Bank tersebut.